Kamis, 12 Oktober 2017

keperawatan dalam islam

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama, jiwa, akal, jasmani, harta, dan keturunannya.
Setidaknya tiga dari yang disebut di atas berkaitan dengan kesehatan. Tidak heran jika ditemukan bahwa islam amat kaya tentang tuntunan kesehatan.
Kesehatan merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan, islam pun memberikan penjelasan-penjelasan lewat Al-Quran maupun hadits yang berkaitan tentang pentingnya kesehatan. Firman Allah berkaitan tentang menjaga kesehatan:
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang memberikan pelayanan kesehatan. Berkaitan dengan hal tersebut kami membuat sebuah makalah yang berjudul “Paradigma Keperawatan Dalam Islam”.
B. Rumusan Masalah
  1. Bagaimana sejarah keperawatan Islam?
  2. Apa pengertian keperawatan?
  3. Apa pengertian Paradigma Keperawatan dalam Islam ?
  4. Apa saja komponen-komponen Paradigma Keperawatan dalam Islam?
  5. Apa saja prinsip-prinsip Islam dalam Kesehatan?
  6. Apa peran Keperawatan Islam?
C. Tujuan Penulisan
Pada penulisan kami ini memberikan sebuah penjelasan tentang paradigma keperawatan dalam islam agar kita sebagai seorang muslim dapat mengaplikasikan dalam praktik keperawatan. Selain itu penulisan ini kami buat untuk memenuhi tugas pengantar profesi keperawatan. Demikianlah penulisan ini kami buat semoga bermanfaat bagi semuanya terkhusus bagi penulis.



























BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Keperawatan Islam
Untuk dunia keperawatan seorang tokoh muslimah yang ikut membantu rasul untuk mengobati kaum muslimin yang terluka yang bernama Rufaidah Binti Sa’ Ad Al- Asalmiya, Ummu Attiyah, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh ilmu pengetahuan dan keperawatan lainnya baik dijaman rasul maupun sesudah kerasulan.
Banyak perawat-perawat muslim tidak mengenal Rufaidah binti Sa’ ad, mereka lebih mengenal tokoh keperawatan yang berasal dari dunia barat yaitu Florence Nighttingale seorang tokoh keperawatan yang berasal dari Inggris. Apabila kita mau menelaah lebih jauh lagi ke belakang jauh sebelum agama Islam menyentuh dunia barat, dunia barat saat itu mengalami masa kegelapan dan kebodohan di karenakan kebijakan dari pihak gereja yang lebih banyak menguntungkan mereka, tapi disisi lain di belahan dunia lainnya yaitu Jazirah Arab di mana Islam telah diajarkan oleh Rasulullah ilmu pengetahuan mengalami kemajuan terutama dalam dunia keperawatan. Bukan berarti rasul menjadi seorang tabib tapi dalam ajaran Islam yang beliau sampaikan mengandung  ajaran dan nilai-nilai kesehatan seperti: pentingnya menjaga kebersihan diri (Personal Hygiene), menjaga kebersihan makanan, mencuci tangan, ibadah puasa, berwudhu dan lain sebagainya.
Rufaidah binti Sa’ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al Bani Aslam Al-Khazraj yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yatsrib dan termasuk kaum Ansar yaitu suatu golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah. Ayahnya seorang dokter dan dia mempelajari ilmu keperawatan saat membantu ayahnya. Dan saat kota Madinah berkembang Rufaidah mengabdikan dirinya merawat kaum muslimin yang sakit dan membangun tenda di luar Mesjid Nabawi saat dalam keadaan damai. Dan saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dia menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dia juga mendirikan Rumah Sakit lapangan sehingga terkenal saat perang dan Rasulullah SAW juga memerintahkan agar para korban yang terluka di bantu olehnya.
Rufaidah juga melatih beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat dan dalam perang Khibar mereka meminta ijin kepada rasul untuk ikut di garis belakang pertempuran untuk merawat mereka yang terluka dan rasul pun mengijinkannya. Inilah dimulainya awal mula dunia medis dan dunia keperawatan.
Rufaidah juga memberikan perhatian terhadap aktifitas masyarakat, kepada anak yatim, penderita gangguan jiwa, beliau mempunyai kepribadian yang luhur danempati sehingga memberikan pelayanan keperawatan kepada pasiennya dengan baik dan teliti. Sentuhan sisi kemanusiaan ini penting bagi seorang perawat (nurse), sehingga sisi tekhnologi dan sisi kemanusiaan (human touch) jadi seimbang.
Itulah sejarah singkat tokoh keperawatan dalam sejarah Islam dan kami akan menjelaskan sejarah perkembangan dunia keperawatan dalam dunia Islam dari masa ke masa.
  1. Masa penyebaran Islam (The Islamic Period) 570 – 632 M. Pada masa ini keperawatan sejalan dengan perang kaum muslimin/jihad (holy wars), pada masa inilah Rufaidah binti Sa’ ad memberikan kontribusinya kepada dunia keperawatan.
  2. Masa setelah Nabi (Post prophetic era) 632 – 1000 M. Masa ini setelah nabi wafat, pada masa ini lebih di dominasi oleh kedokteran dan mulai muncul tokoh-tokoh Islam dalam dunia kedokteran seperti Ibnu Sinna (Avicenna), Abu Bakar ibnu Zakariya Ar-Razi (Ar-Razi), bahkan Ar-Razi sendiri menulis dua karangang tentang ”The Reason why some persons and common people leave a physician even if he is clever“.
  3. Masa pertengahan 1000 – 1500 M. Pada masa ini Negara-negara arab membangun rumah sakit dengan baik dan mengenalkan perawatan orang sakit, dan di rumah sakit tersebut dimulai pemisahan antara kamar perawatan laki-laki dan perempuan dan sampai sekarang banyak diikuti semua rumah sakit di seluruh dunia.
  4. Masa Modern ( 1500 – sekarang ). Pada masa inilah perawat-perawat asing dari dunia barat mulai berkembang dan mulai ada. Tapi pada masa ini seorang perawat bidan muslimah pada tahun 1960 yang bernama Lutfiyyah Al-Khateeb mendapatkan Diploma Keperawatan di Kairo.
Jadi, demikianlah sekelumit dunia keperawatan dalam Islam dan kami ingin mengajak para pembaca terutama para perawat bahwa ilmu pengetahuan sudah dimulai oleh islam terutama dunia kesehatan dan keperawatan sudah ada di jaman rasul.
Profesi keperawatan merupakan ladang ibadah kita, manakala kita lakukan dengan penuh kesungguhan serta penuh keihklasan. Oleh karenanya untuk dapat melaksanakan tugas profesi yang bernilai ibadah tentunya perlu dilandasasi oleh kaidah-kaidah agama yang kita yakini bersama.
B. Pengertian Keperawatan
Pengertian keperawatan menurut Abdellah, F.G. (1960) “Nursing is based upon art and science which would the attitudes, intellectual competencies and technical skills of the individual nurse into the desire and ability to help people sick or well cope with their health needs, and may be carried out under general of specific medical direction”
Menurut keperawatan Indonesia “Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio, psiko, sosio, spiritual yang komprehensif, ditunjukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup selurug proses kehidupan manusia.
Menurut keislaman adalah suatu manifestasi dari ibadah yang berbentuk pelayanan professional dan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasari pada keimanan, keilmuan dan amal.
Pengertian menurut keislaman nantinya dapat kita kaitkan kepada komponen paradigma keparawatan dalam Islam. Oleh karena itu perlu kita memahami pengertiannya paradigma keperawatan dalam Islam
C. Pengertian dan Komponen-Komponen Paradigma Keperawatan Dalam Islam
Paradigma keperawatan dalam Islam adalah cara pandang, persepsi, keyakinan, nilai-nilai dan konsep-konsep dalam menyelenggarakan profesi keperawatan yang melaksanakan sepenuhnya prinsip dan ajaran Islam.
Oleh karena itu paradigma keperawatan dalam Islam memiliki empat komponen yang dilandasi oleh prinsip dan ajaran islam Yaitu:
1. Manusia Dan Kemanusiaan.
Firman Allah SWT:
Artinya: “ Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At-Tiin: 4)
Berdasarkan dalil diatas , maka manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang terbaik bentuknya dan dimuliakan Allah, terdiri dari : Jasad, Ruh, dan Psikologis,
dimana makhluk lainnya yang ada dilangit dan dibumi ditundukan oleh Allah kepada manusia kecuali Iblis.
Dalam Al-Quran manusia diistilahkan dengan sebutan : Al-Basyar dan An-Naas.
Al-Basyar mengambarkan manusia dalam bentuk fisik : diciptakan dari tanah , dapat dilihat, memakan sesuatu, mendengar, berjalan dan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya.
An-Naas. Mengindikasikan bahwa manusia adalah mahluk social.
Sebagaimana firman Allah SWT.
Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13)
Manusia memiliki tiga komponen antara lain:
a. Jasad (fisik )
Artinya: ”Dan tidaklah kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal.” (QS. Al-Anbiyaa: 8 )
b. Ruh.
Artinya: ”Maka apabila Telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.” (QS. Shaad: 72)
c. Nafs (jiwa)
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
2. Lingkungan
  • Lingkungan Internal:
Lingkungan yang berada dalam diri manusia, meliputi:
Genetik, struktur dan tubuh, psikologis dan internal spiritual.
  • Lingkungan Eksternal:
Lingkungan sekitas yang berada diluar diri manusia yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kesehatan maupun perawatan, meliputi:
Lingkungan fisik, biologis, social, cultural dan spiritual
3. Sehat dan Kesehatan
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera , penuh rasa syukur atas nikmat Allah dalam aspek jasmani, rohani dan social.
Dilandasi oleh Firman Allah SWT:
Artinya: ”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Serta Hadist Tarmudzy dan Ibnu Majah ”Barang siapa sehat badannya, damai dihatinya dan punyamakanan untuk sehari-harinya, maka seolah-olah dunia seisinya dianugrahkan kepadanya“
Upaya kesehatan adalah sebagai berikut:
  • Promotif
Firman Allah SWT:
Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”  (QS. Al-Baqarah: 195)
  • Prefentif
Firman Allah SWT:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” ( QS. At-Tahrim : 6)
  • Kuratif
Firman Allah SWT:
Artinya: “Dan apabila Aku sakit, dialah yang menyembuhkan aku,” (QS. Asy-Syuara: 80)
  • Rehabilitatif.
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra’du: 11)
4. Keperawatan.
Adalah suatu manifestasi dari ibadah yang berbentuk pelayanan professional dan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasari pada keimanan, keilmuan dan amal.
D. Prinsip-prinsip Islam dalam Kesehatan
Dalam ilmu kesehatan islam pun mengajarkan beberapa prinsip tentang kesehatan. Prinsip-prinsip ini adalah sebagai berikut:
  1. Agama Islam bertujuan memelihara agama, jiwa, akal, kesehatan dan harta benda umat manusia
  2. Anggota badan dan jiwa manusia merupakan milik Allah
  3. Justice
  4. Mengutamakan peluang hidup yang lebih tinggi
E. Peran Keperawatan Islam
Sebagai seorang perawat islam perlu adanya peran terhadap ilmu keperawat tersebut. Peran yang dapat kita lakukan antara lain:
Mengintegrasikan Nilai-nilai Keislaman dalam Ilmu Keperawatan
Islam mengajarkan kita beberapa aspek nilai-nilai yang dapat menjadikan manusia itu terlihat baik disisi Allah SWT. Oleh karena itu nilai-nilai keislaman perlu di integrasikan terhadap ilmu keperawatan yang berkembang pada saat ini. Adanya pengintegrasian ini dimaksudkan akan terciptanya seorang perawat yang bercirikan agama Islam.
Mengaplikasikan Nilai-nilai Keislaman dalam Ilmu Keperawatan
Setelah adanya pengintegrasian maka perlu adanya realisasi dari pada nilai-nilai tersebut untuk diaplikasikan terhadap praktik keperawatan.
Misalnya ketika seorang perawat mendapati pasien yang beragama islam, dan pasien tersebut memiliki penyakit yang apabila terkena air maka penyakit tersebut bertambah. Maka seorang perawat tersebut perlu untuk mengajarkan bertayamum kepada pasien/klien agar klien tidak bertambah sakitnya, namun tidak pula meninggalkan ibadahnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan dalam islam tidak hanya menjalankan pekerjaannya sebagai profesi tetapi sebagai bentuk syiar islam, yang mengintegrasikan nilai-nilai keislaman serta mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan.
Oleh karena itu empat komponen dari paradigma keperawatan dalam Islam perlu untuk lebih dicermati sehingga terciptanya seorang perawat professional yang Islami.
B. Penutup
Demikianlah penulisan kami ini semoga penulisan kami kali ini bermanfaat bagi para pembaca maupun penulis. Dan kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan pada penulisan kami kali ini.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI. 2005. AL-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: PT Syamil Media Cipta
Shihab, M. Quraish. 1998. Wawasan Al-Quran – Tafsir Maudhu’I atas Barbagai Persoalan Umat, Bandung: Penerbit Mizan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar